Dalam bulan Juni 2010, sudah terjadi 3 kasus ledakan tabung LPG (elpiji). Kejadian itu, berturut-turut di Jakarta, Makassar, dan Surabaya. Tiga kasus ledakan tabung gas elpiji di bulan Juni menambah daftar jumlah kasus ledakan di tahun 2010 ini. Selama tahun 2010, sudah terjadi 33 kasus serupa yang menewaskan 8 orang dan mencederai 44 lainnya. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2009 (33 kasus) dan tahun 2008 (27 kasus).
Maraknya kasus ledakan tabung gas elpiji menghadirkan keresahan baru ditengah-tengah kehidupan warga. Bagaimana tidak, warga yang setiap harinya sudah disibukkan dengan kegiatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari harus berhadapan dengan sebuah bentuk teror baru dan teror itu datang dan hadir di dalam rumah warga.
Mengaca pada kegiatan terorisme di Indonesia, para teroris di Indonesia menyebarkan ancaman melalui
peledakan bom dibeberapa tempat strategis. Kalau ditelisik, sasaran teror pun bisa dibaca, yakni orang-orang dianggap 'musuh' dari keyakinan mereka. Artinya, aktifitas terorisme yang mereka lakukan tidak sampai masuk dari rumah ke rumah warga.
peledakan bom dibeberapa tempat strategis. Kalau ditelisik, sasaran teror pun bisa dibaca, yakni orang-orang dianggap 'musuh' dari keyakinan mereka. Artinya, aktifitas terorisme yang mereka lakukan tidak sampai masuk dari rumah ke rumah warga.
Namun, bunyi ledakan bom ala terorisme yang seringkali terjadi di Indonesia sepertinya kini tak hanya mengancam tempat-tempat strategis yang menjadi sasaran para teroris. Ancaman ledakan, kini mulai menggelayuti sebagian warga yang dulu 'dipaksa' beralih dari menggunakan minyak tanah ke penggunaan gas sebagai alat memasak.
Ledakan tabung gas berpotensi menjadi mesin pembunuh yang mengintip jiwa siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Disaat masyarakat dan pemerintah sebenarnya belum siap menerapkan, tabung-tabung itu justru telah memasuki rumah-rumah warga. Jelas ini menjadi sebuah teror bagi warga karena siapapun tidak pernah tahu kapan kompor gas di dapur rumah mereka meledak.
Program konversi minyak tanah ke gas bisa dinyatakan telah berhasil. Program konversi ini nyatanya memang sudah masuk ke kampung-kampung dan hanya sedikit warga yang enggan beralih ke penggunaan LPG. Namun, hadirnya teror baru di dalam rumah warga berupa ledakan tabung gas, apakah ini juga merupakan indikator keberhasilan program konversi minyak tanah ke gas? (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar anda disini >